Home
NOVEL
Novel Kakashi Hiden Chapter 05: Eksekusi Part 2
Novel Kakashi Hiden Chapter 05: Eksekusi Part 2
Lelaki itu tampak berniat sekali melakukannya, Kakashi melihat kedua tangan musuhnya sedang menyiapkan sebuah senjata mirip cakar berkait, entah apa yang akan dilakukannya, sepertinya dia memiliki maksud yang lain juga.
Jika Kakashi bergerak seujung jari saja, mereka tentu akan membantai sandera-sandera itu. Merintih, Kakashi melepaskan semangat bertarungnya. Seluruh tubuhnya menyerah. Segera musuh melompat kearah Kakashi, dan mengikat tangannya di belakang punggungnya. Shinobi yang telah dikalahkan Kakashi beberapa waktu lalu bangkit berdiri dan maju untuk memukuli Kakashi di bagian wajahnya.
Sebagai hasilnya, ada sebuah luka robek di pojok matanya. Darah pun menetes. Dengan itu saja mereka belum cukup bagi mereka. Semua belum selesai.
‘Si pemimpin’ komplotan itu berputar ke belakang Kakashi untuk memeriksa tali yang mengikatnya. Detik berikutnya, rasa sakit yang hebat menjalar melalui jari telunjuk tangan kanannya.
Goki..!! Terdengar suara ‘Snap’ . Suara tulang yang patah dengan jelas terdengar.
“Guaaaa!!!”
Seketika, tubuh Kakashi mengejang menahan rasa sakit yang amat sangat. Tampaknya ‘si pemimpin’ juga mematahkan telunjuk kirinya.
“Guhaaaa!!”
Terdengar suara dari arah belakang Kakashi, seolah si pemilik suara tersebut sangat puas dengan situasi saat ini. Dia yakin, Kakashi takkan mungkin bisa lolos. Keringat dingin menetes dari wajahnya, dia jatuh berlutut. Dia berkata pada komplotan itu, apabila ingin membunuh orang lagi, bunuhlah dia terlebih dahulu.
Dia berteriak kepada mereka berkali-kali, tetapi mereka malah menertawainya dengan tawa yang dipenuhi hinaan. Nilai dari hidupnya beratus-ratus kali lebih bernilai daripada penumpang yang lain. Kakashi mungkin saja berguna untuk membuat ‘penawaran’ dengan konoha. Itulah kenapa kira-kira sepuluh menit kemudian, mereka membunuh seorang wanita. Wanita ini mengenakan sebuah gaun hitam mewah yang sangat bagus dengan ornamen perhiasan yang bersinar-sinar.
Mereka mengulanginya lagi, menawarkan pilihan pada mereka. Membebaskan Garyo atau mereka akan membunuh lagi sandera yang lainnya. Semua penumpang bisa mendengarkan nada kemarahan dari arah ruang pilot. Mereka meminta dihubungkan dengan Konoha dalam waktu sepuluh menit. Atau jika tidak, dua orang lagi akan terbunuh. Dia berkata pada para penumpang, jika karena Konoha-lah korban-korban itu terus berjatuhan.
Kakashi mengutuk dan sangat menyesal pada keputusannya. Mereka sudah tidak sabar lagi, jika ketinggian kapal sudah mulai merendah mereka baru bisa melakukan sesuatu. Kakashi bertanya-tanya apakah yang harus dilakukan. Kejengkelannya terhadap situasi ini menghapus rasa sakit pada telunjuknya yang patah. Dia berpikir keras, mendengar sebuah suara pelan berbicara padanya. Tiga menit tersisa untuk eksekusi berikutnya. Tiba-tiba, dia mendengar sebuah suara.
“Kakashi-sensei, bisakah kau mendengarku? Jika kau bisa mendengarku tolong jawab.”
Kakashi merespon Ino yang sedang memakai “Shintenshin no Jutsu”. Dia bertanya pada Ino, bagaimana dia bisa tahu jika Kakashi berada di Tobishachimaru. Dia berkata jika Lee yang memberitahu Ino.
Kakashi menyadari apa yang terjadi, Ino bertanya apakah Kakashi baik-baik saja dan apakah dia tertangkap oleh musuh? Kakashi juga bertanya pada Ino, apakah dia bisa menghubungi Guy dan apakah keadaan Guy juga baik? Yang lebih penting lagi, tiga menit kemudian eksekusi akan dijalankan lagi. Supaya tidak bisa dideteksi oleh musuh, mereka akan mengambil jalur melalui bagian dalam saluran ventilasi terbuka di langit-langit kapal.
Ino berkata jika Pakkun dan Ninken lainnya telah berhasil mengumpulkan semua tag peledak dan menyerahkannya pada Guy yang kemudian mengacungkan jempolnya atas kerja bagus mereka.
Ino berkata jika Guy akan melawan ‘si pemimpin’ komplotan ini dalam pertarungan. Itu akan memberikan kesempatan Kakashi untuk mengantar para penumpang ke gudang. Tsunade telah berkonfirmasi dengan Negeri Ombak, jika ada sebuah kotak-kotak besar disana yang di dalamnya berisi parasut-parasut besar.
Kakashi tak setuju dengan rencana itu. Lagipula ada beberapa musuh yang menyamar diantara para penumpang. Ino menginformasikan pada Kakashi apabila sekarang ini Sai juga sudah siap siaga di kantor Hokage. Dia meminta mereka untuk mengirimkan Sai, karena dengan Chouju Giga dia mungkin bisa menyelamatkan para sandera.
Dia berkata kepada Ino bagaimana anggota-anggota aliansi persenjataan “Ryuuha” tersebut bisa naik kedalam kapal, yaitu dengan cara menggantikan penumpang yang asli. Bagaimanapun juga Kakashi mengatakan jika dia akan memicu keributan dan berusaha untuk mengulur waktu. Waktu untuk eksekusi berikutnya hampir tiba, suara Ino juga kemudian hilang dari pikiran Kakashi.
Guy yang berada pada saluran ventilasi terbuka di langit-langit kapal dengan mantap memberikan acungan jempol dan senyuman khasnya. Kakashi berpikiran bahwa Guy memang bodoh, hal seperti itu tidak perlu dilakukan untuk saat ini.
Mereka bisa mendengarkan suara langkah kaki ‘si pemimpin’ kembali dari ruang kemudi kapal. Guy kembali masuk kedalam sisi gelap saluran ventilasi. ‘Si pemimpin’ meneriakkan jika waktu eksekusi selanjutnya sudah tiba.
Dia berkata pada para penumpang jika merekalah yang harus menanggung dendam komplotan itu terhadap Konohagakure, pada situasinya: Komplotan itu melakukan hal semacam ini untuk memperjuangkan hidup Garyo. Menukar nyawa satu persatu penumpang dengan kebebasan Garyo.
‘Si pemimpin’ mendekat, para penumpang menutup matanya, rasa takut menghantui mereka seolah ingin kabur dari situasi ini jika saja mereka bisa. ‘Si pemimpin’ kemudian mengangkat tangannya, mengatakan jika ini adalah hal yang menyedihkan, tetapi salah satu dari mereka akan menjadi korban berikutnya.
Namun tiba-tiba. BOOM!! Suara gemuruh terdengar, bersumber dari bagian buritan kapal. Sisa kata yang akan diucapkannya terpotong. Badan kapal condong kearah lereng yang besar. Para penumpang berteriak dan terguling di lantai. Tentu saja, musuh juga kehilangan keseimbangannya dan butuh sesuatu untuk menyokong mereka berdiri. Suara melengking terpancar dari bel alarm.
‘Si pemimpin’ itu berteriak, bertanya apa yang sedang terjadi. Tampaknya api menjalari bagian buritan kapal. Shinobi melompat keluar dari ruang kemudi, seseorang nampaknya telah meledakkan komponen daya penggerak kapal.
Kakashi memutar matanya, berpikir jika Guy yang melakukannya, dia harusnya sudah menggunakan semua tag peledak yang dikumpulkan oleh Pakkun. ‘Si pemimpin’ mendekat, menjambak rambut Kakashi, mencari tahu kalau-kalau Kakashi mempunyai antek-antek dan apa saja yang telah dilakukannya.
Kakashi menatapnya dengan dingin, menjawab jika dia tak tahu-menahu. Namun bagaimanapun juga mereka lebih baik memadamkan apinya terlebih dahulu, lebih awal bukannya lebih baik? Komponen kantung udara berada di atas lapisan komponen daya penggerak kapal.
Pertama-tama Kakashi berharap agar musuhnya kebingungan, akan tetapi kegusaran dan ketidaksabaran lenyap dari wajahnya. Musuh terlihat sedang menikmati situasi ini. Rasa gelisah yang kuat mengalir melalui tulang punggung Kakashi.
Lengking suara bel alarm sudah mulai berhenti. Para penumpang dengan penuh ketakutan bangkit berdiri. Seorang shinobi telah kembali dan memberikan laporan jika api telah berhasil dipadamkan. Kira-kira ada dua baling-baling yang rusak. Tetapi komponen udara kapal tidak apa-apa, mereka juga sudah memperbaiki lubang yang timbul akibat ledakan tadi. Mereka mengumumkan jika mereka masih dapat terbang di udara.
‘Si pemimpin’ tersenyum dengan penuh kesenangan, senyum itu benar-benar berasal dari dalam hatinya dan ditujukan untuk Kakashi. Tampaknya mereka sudah mengantisipasi kalau-kalau ada pihak Konoha yang menyusup ke kapal itu. Mengapa tidak jika musuh menyiapkan serangan balasan untuk itu? Dia memanggil Kahyo, seringai di wajahnya lalu melenyap.
Kakashi bertanya-tanya apakah itu adalah kartu AS mereka? Kelihatannya musuh memadamkan api menggunakan elemen es (Hyouton) dan dengan itu pula lubangnya jadi tertambal. Setelahnya, Guy dan Kakashi menemukan kartu AS pertama mereka, tag peledak. Kakashi melihat kearah langit-langit, dan berkata pada mereka untuk melihat ke atas juga.
Dari atas, Guy sudah bersiap menurunkan tumitnya, tendangan kapak.
Ini adalah hari yang basah, hujan turun mengguyur. Hari ini juga hari yang berangin, tidakkah begitu? Di matanya.. Kakashi mengingat hari setelah guy keluar dari rumah sakit. Dia melihat sosok Guy yang dengan tekun berlatih sendirian.
Jengkel dengan kaki kirinya yang tidak akan bisa digerakkan sesuai dengan harapannya, dan kemudian orang-orang tidak akan memandangnya, Guy menangis meraung-raung lagi dan lagi.
Lagi dan lagi… Air mata kekesalannya kembali tumpah.
Walaupun demikian, dia tidak pernah berhenti berlatih. Dia selalu meringis dan tertawa dengan senyuman ‘Nice Guy’ khasnya kemudian dengan mantap memberikan acungan jempol.
“Dengar Lee, kaki hanyalah bagian dari tubuh.” Itulah kata yang diucapkan Guy.
"Bagian yang paling esensial sebenarnya adalah kesehatan itu sendiri. Hanya karena kondisi kaki menjadi lemah, bagian tubuh lain yang masih tersisa tidak harus disamakan. Khususnya hati, pikiran. Hati dan pikirin tidak boleh terperdaya oleh masalah semacam itu. Meskipun kaki kanan tak berguna, masih ada kaki kiri. Jika kaki kiri juga tidak berguna.. Masih ada kedua tanganmu."
Aku telah sedikit meremehkanmu. Guy.
“Kalian bertemu dengan monster hijau liar yang mulia dari Konoha. “
"Dogooo!!"
Tumit Guy melesak ke bawah, terjadi ledakan di kepala musuhnya. Lambung kapal seketika bergetar. Serangan yang sangat dahsyat hingga menciptakan lubang besar di lantai. Jika tidak ada ruang pipa di bawah papan lantai, tubuh musuh sudah tentu akan membobol bagian bawah kapal. Dia barangkali akan terlempar ke udara.
Di dalam gelapnya ruang yang berada di bawah mereka. Kabel listrik yang terpotong memancarkan percikan bunga api. Guy dengan dingin berkata pada Kakashi jika dia akan terus menunggunya.
Guy mengantarkan penumpang ke tempat yang lebih aman, rasa sakit di kakinya membuat matanya berkaca-kaca. Akan tetapi, dia tetap memberikan pose ‘Nice guy’ khasnya. Dia berkata kepada mereka agar merasa lega dan aman karena si monster hijau yang mulia dari Konoha telah datang. Tubuhnya tiba-tiba tersayat.
Uppu! Dia merangkak-rangkak, tercekik, dan muntah. Sakit yang begitu mengerikan, beberapa detik kemudian Kakashi meneriaki dia, mengingangatkannya agar berhati-hati jika ada serangan dari arah belakang.
Guy membangkitkan bagian atas tubuhnya, memutar kepalanya dengan penuh tenaga, menyundul musuh di bagian wajahnya. Musuh terhembus, melihat musuhnya tumbang.. Guy tidak memikirkan sakitnya lagi, lupa akan rasa sakit di kakinya, tatapan kosong di mewarnai wajahnya. Nampaknya serangan tersebut juga menghentikan pergerakan shinobi yang lainnya.
Guy menyiapkan dirinya, kini dia dikelilingi oleh shinobi-shinobi yang lebih berhati-hati dari sebelumnya.
Guy mencoba melayani mereka dengan tenang, berkata jika jumlah musuh sebanyak itu akan diatasi dengan satu kakinya. Dia memposisikan kedua tangannya di depan pangkal pahanya dan menahan dadanya. ‘DOON!’ Sebuah suara terdengar.
Kakashi meneriaki Guy, membangunkanya pada kenyataan. Wajah Guy mendadak pucat. Bagaimanapun juga, Kakashi meminta jika Guy sebaiknya memotong tali yang mengikatnya. Ketika Guy melangkah ke arah Kakashi tiba-tiba ‘BOOOOM!!’ Papan lantai kapal itu meledak. Tinju raksasa menghantam papan itu dari bawah dan membuatnya papan terpental keatas.
Guy melompat kebelakang. Remah-remah, kotoran akibat kejadian itu mengganggu jarak pandang. Serpihan-serpihan tak ada habisnya menghujani Kakashi dari atas. Shinobi musuh bersorak riang pada ‘si pemimpinnya’ senang melihat si pemimpin terlihat baik-baik saja. Si pemimpin maju menerobos serpihan-serpihan itu. Lelaki itu memberitahukan, namanya adalah “Rahyo” . Sepertinya dia akan menjadi orang yang akan melenyapkan mereka.
EmoticonEmoticon